Rabu, 27 Juli 2011

Materil Interior

Material Kain (Fabrik)


  Kain merupakan salah satu material yang telah digunakan sejak lama sejak jaman pra sejarah. Pada jaman dahulu kala, manusia menggunakan kain yang terbuat dari kulit dan bulu binatang hasil buruan sebagai penghangat tubuh yang juga berfungsi sebagai pakaian. Kemudian perkembangan bahan material kain ini pun turut berkembang seiring berjalannya waktu. Kain mulai dirajut dengan benang sehingga dapat dibentuk beragam jenis dan bentuk pola dengan variasi warna yang lebih variatif dan terlihat menarik.

Kaitannya dalam bidang keilmuan desain interior tak lepas dari peran serta jenis bahan material tersebut. Dalam memilih jenis varian kain tentunya kita mesti memilih dan mengecek material tersebut mulai dari melihat bentuk, corak, bentuk lipatan, dan tekstur yang harus kita cek dengan cara diraba dengan tangan tentunya. Seperti bahan material lainnya tentunya bahan kain juga memiliki beragam kekurangan seperti daya tahan kain terhadap sinar atau panas matahari, mudah tidaknya kain dibersihkan jika terkena noda, daya tahan kain terhadap gesekan-gesekan benda keras, masalah kusutnya kain serta daya tahan lunturnya corak atau warna kain dan sebagainya. Kegunaannya yang berfungsi untuk melapisi atau mengkaver bidang diantaranya terwujud dalam kain sofa yang biasa diaplikasikan pada sofa serta alat furniture lain dan bahan kain yang terbuat dari kulit yang juga seringkali diaplikasikan pada sofa, jok, dan barang barang furniture lainnya. Bahan kain itu sendiri memiliki beragam jenis, kelebihan dan kekurangan, diantaranya adalah[1] :
A.   Kain Sofa
Kain sofa memiliki beragam varian jenis berdasarkan bahan material pembuatnya seperti :
1.    Kain Katun, kain yang berbahan dasar benang katun ini memiliki kelebihan mudah kering dan memiliki rongga sirkulasi udara yang baik ini sangat baik diaplikasikan mengingat bahannya yang juga tak mudah memanas dan memiliki daya tahan yang baik saat digunakan dan dibersihkan dengan cara dicuci serta dilaundry tentunya, bahan jenis ini juga mudah diaplikasikan dengan beragam motif dan corak warna. Sayangnya kain ini memiliki kekurangan diantaranya memiliki tenggang waktu dan mudah untuk mengerut atau kusut sehingga pengaplikasiannya pada sofa pun kerap jarang digunakan.
2.    Kain Linen, kain yang memiliki ketebalan nyaris sama dengan kain katun ini memiliki keunikan dari segi teksturnya yang sedikit kasar serta bahannya yang dingin saat diaplikasikan dan digunakan. Kekurangan dari kain linen ini yakni mudah kusut, terlipat dan tidak memiliki daya tahan yang baik jika dibandingkan dengan kain katun dan wol, serta materialnya yang sulit menyerap warna secara maksimal jika dibandingkan dengan material kain sofa lainnya.
3.    Kain Wol, kain yang terbuat dari benang berserat ini biasa terbuat dari bulu domba, unta, kambing, llama, dan sebagainya atau terbuat dari benang wol sintetis (produksi manusia). Kain wol ini memiliki kelebihan daya tahan yang baik, kuat serta kemampuannya dalam menyerap warna yang baik atau diaplikasikan dalam beragam warna yang variatif. Kain berjenis wol tersebut juga memiliki kekurangan diantaranya adalah harganya yang mahal untuk kain wol alami (terbuat dari bulu binatang), sulit dibersihkan dan kadang tidak cocok dengan pengguna yang alergi terhadap material bulu.
4.    Kain Sutera, kain berjenis sutera kerap kali digunakan dan aplikasikan pada produk produk yang mahal atau mewah. Materialnya itu sendiri dapat dan telah merepresentasikan kemewahan bagi penggunanya kelak. Bahannya yang berkualitas, lembut, berwarna cerah menjadi nilai tambah dari penggunaan bahan material ini. Sayangnya kain ini  berharga mahal dan sangat sulit dibersihkan jika terkena noda karenaterserap dalam partikel-partikel pembentuk kainnya yang sangat kecil.
5.    Kain Acrylic, kain berjenis ini memiliki daya tahan yang sangat kuat, memiliki daya tahan terhadap perubahan cuaca dan temperatur ruang juga, tahan kusut serta tahan terhadap rayap serta serangga. Kekurangan bahan ini yakni bahan pembentuknya yang mudah panas.
6.    Kain Serat Fiberglass, kain berjenis ini biasa diaplikasikan pada produk produk tertentu. Kain ini memiliki kelebihan diantaranya tahan terhadap panas karena terbuat dari serat kaca, tahan air, cuaca panas matahari dan serangga serta rayap. Sayangnya karena terbuat dari serat kaca kain ini kerap kali rentan terhadap kontak langsung dengan benda keras, benturan karena mampu memberikan cacat serta retak tekstur pada kain.
7.    Kain Nilon, kain ini memiliki daya tahan dan ketebalan yang baik serta kuat, mudah menyerap warna dan cepat kering. Kain yang mudah dicuci dan dibersihkan ini juga memiliki kekurangan mudah panas dan rusak karena sinar matahari serta terbakar.
8.    Kain Poliester, kain berjenis ini memiliki kelebihan tahan panas, kuat, tahan terhadap noda sehingga mudah dibersihkan dan dicuci dan kemampuan lebihnya yang kembali ke bentuk semula atau aslinya apabila selesai dicuci atau direnggangkan. Kekurangan dari bahan ini diantaranya rentan terhadap sinar matahari langsung, kurang menyerap warna sehingga kadang warna hanya tersedia terbatas jika diaplikasikan dengan motif warna lain, contohnya seperti warna hitam gelap yang diaplikasikan dengan motif warna cerah akan memerlukan banyak waktu produksi.
9.    Kain Rayon, salah satu jenis kain yang unik karena mampu merefleksikan kelebihan dari kain sutera namun dengan biaya yang jauh lebih ekonomis. Seringkali bahan ini disebut dengan kain sutera dengan kualitas kedua. Karena harganya yang lebih murah tentunya kain ini memiliki banyak kekurangan diantaranya mudah rusak karena sinar matahari, tidak kuat dan lemah atau mudah rusak jika dalam keadaan basah
10. Kain Chenille[2], yang dalam bahasa perancis mempunyai makna ulat bulu. Diberi nama demikian karena proses pembuatan kainnya yang unik. Kain yang sudah dikenal dan diproduksi sejak tahun 1930-an ini memiliki kelebihan yakni akan terlihat berbeda dari beragam arah dan sudut penglihatan, hal tersebut dikarenakan karena serat kainnya yang menangkap cahaya dengan intensitas yang berbeda tergantung dari arah mata kita menangkap cahaya tersebut saat menatap bahan kain ini.


Kain yang sedang tren  diaplikasikan pada sofa saat ini memiliki tekstur yang khas, warna dan  motif sangat cocok jika diaplikasikan dengan ruangan yang bergaya modern minimalis[3]. Dan yang menjadi kekurangan kain ini diantaranya proses pembersihannya yang membutuhkan perawatan khusus seperti harus dicuci kering, menggunakan air hangat dan jangan dibiarkan atau dijemur tergantung agar tidak merenggang, bahan ini tidak tahan terhadap air dan sulit dibersihkan jika terkena noda.[4]

11.  Kain Velvet, kain yang juga dikenal dengan nama kain beludru ini biasanya terbuat dari bahan dasar sutera walaupun kadang kita temui kain velvet yang berbahan dasar katun dan beberapa kain velvet sintetis lain yang terbuat dari polyester, nilon, viscose, acetate dan campuran bahan bahan fiber sintetis lainnya. Kain velvet yang terbuat dari bahan dasar sutera dan bertekstur halus ini mampu merepresentasikan kemewahan apabila telah diaplikasikan sehingga cocok untuk ruangan yang memiliki gaya klasik dan mewah.

Kain ini memiliki kekurangan selain karena harganya yang lumayan mahal dan karakteristik kainnya yang sulit dibersihkan apabila terkena noda walaupun sekarang sudah ada fasilitas cuci dry cleaning untuk mengatasi hal tersebut.
12.


Suede yang alami dan memiliki kelebihan daya tahannya yang kuat ini juga mempunyai kekurangan yakni mudah kotor dan menyerap cairan atau noda dengan cepat. Namun pada kain suede yang telah disisir dan dilapisi serta dijemur mempunyai keunggulan lebih yakni lebih tahan lama, tahan terhadap noda dan cairan tentunya. Harganya pun lumayan mahal di pasaran.


13. Kain Shantung[6], kain yang tebal dengan gramatur yang lebih berat ini biasanya terbuat dari sutera liar atau sutera alami dan juga kadang terbuat dari salah satu varian bentuk fiber sintetis sebagai pengganti dari lapisan katun. Karakteristik kain ini diantaranya teksturnya yang kuat dan erat sehingga terasa sedikit kasar jika diraba. Kain yang mempunyai bentuk visual tekstur yang menarik dan hangat ini juga tahan terhadap banyak jenis noda.
14. Kain Organza[7], kain ini terbuat dari benang seperti rayon, polyester maupun sutera. Kain yang terasa halus dan ringan di tangan ini mempunyai karakteristik transparan, mudah dibentuk namun tetap nyaman dipakai atau tidak terlalu kaku jika diaplikasikan. Kain ini memiliki kekurangan yakni menjadi terlalu lembut dan menjadi sukar dibentuk kembali apabila telah dicuci basah dan kering. Kain organza biasa diaplikasikan pada produk produk pernikahan dan juga mampu memberikan citra kemewahan.
                         
B.   Kain Kulit
Bahan dasar kulit ini memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan kain sofa yang telah saya sebutkan sebelumnya. Hal yang sangat mencolok diantaranya mengenai daya tahan material kulit yang jauh lebih kuat jika dibandingkan lainnya. Kelebihan lainnya yakni material kain berbahan dasar kulit ini mampu diberikan corak atau motif bertekstur sehingga mampu dirasakan perbedaannya dengan rabaan tangan. kulit itu sendiri terbagi menjadi dua jenis, diantaranya adalah :
1.    Kulit Alami
2.    Kulit Sintetis (Produksi/Buatan Manusia)
         Kain kulit juga dapat merepresentasikan kemewahan layaknya sebuah sutera, bergantung dari material kulitnya itu sendiri serta ketersediaannya bahan baku dasar di alam, diantaranya adalah material kulit alami yang diproduksi dengan bahan baku kulit hewan seperti buaya dan ular yang harga dipasarannya pun sangat mahal. Kulit juga mampu merepresentasikan kehangatan layaknya kain wol. Inovasi seiring perkembangan waktu juga mengembangkan kreasi dari kulit itu sendiri, seperti banyaknya diproduksi produk produk yang berbahan dasar kulit ikan diluar bahan dasar umumnya seperti kulit sapi, kerbau, kulit serat pohon alami dan sebagainya. Kekurangan dari kulit diantaranya sulit dalam penyerapan pigmen warna lain selain warna alami/aslinya. karena kulit itu sendiri seringkali digunakan dalam produk yang ingin  menampilkan warna dan tekstur aslinya, kulit itu sendiri mampu dilapisi juga dengan lapisan laminasi agar warnanya mampu keluar dan ditampilkan lebih baik lagi serta bertambah daya tahannya.

Wallpaper
Dinding merupakan salah satu dari rancangan desain yang perlu diperhatikan. Tidak hanya dicat saja, kadang dinding pun dapat dieksplorasi bidangnya baik dari segi estetis dan fungsinya juga. Jika dalam sebuah rumah yang penuh dengan rutinitas dan aktifitas para penggunanya maka dinding merupakan salah satu bidang ruang yang seringkali rentan terhadap faktor-faktor luar. Mulai dari penggunanya, temperature ruang, perubahan cuaca dan sebagainya.
Wallpaper merupakan solusi lain yang diaplikasikan pada sebuah dinding selain pengaplikasian cat pada tembok. Penggunaan wallpaper itu sendiri berfungsi untuk melapisi dinding dengan material lain agar terlihat lebih estetis, distinctive dan fungsional. Dan setiap klien atau desainer yang menginginkan rumahnya dirancang dengan wallpaper pada dindingnya tentunya memiliki maksud tertentu untuk membuat dan memiliki dinding yang terlihat lebih berbeda. Jenis wallpaper itu sendiri secara umum terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan bahan dasar materialnya, diantaranya adalah[8] :
A.   Vinyl
Wallpaper jenis ini memiliki kelebihan yakni mudah dibersihkan dari noda dan tahan air pada area yang rentan terkena air karena wallpaper ini memiliki lapisan laminasi pada permukaannya layaknya sebuah plastik. Yang menjadi kekurangan diantaranya harganya yang sedikit jauh lebih mahal dari wallpaper berbahan jenis kertas, dan rentan juga akan temperature yang panas.

B.   Paper, wallpaper berbahan jenis kertas ini memiliki kelebihan yakni proses produksi yang memungkinkannya memberikan corak/motif yang sangat mendetail dan variatif serta memiliki beragam pilihan warna. Mengingat wallpaper ini berbahan dasar kertas sehingga mudah juga untuk diaplikasikan pada dinding. Hanya saja kekurangan dari wallpaper berbahan dasar kertas ini sangat rentan terhadap kerusakan dan gangguan dari faktor luar seperti gesekan yang kasar, kotoran, noda yang ditimbulkan dari sentuhan jari (fingerprint) dan lainnya. Walaupun wallpaper jenis kertas ini juga tersedia dalam versi laminasi coated-nya juga.

C.   Natural Material, kelebihan utama dari wallpaper yang berbahan jenis natural material ini diantaranya kemampuannya dalam membentuk suasana (ambience) yang alami seperti aslinya beserta teksturnya juga, sebagai contoh wallpaper yang memiliki tampilan visual kayu dengan detail serat kayunya yang merepresentasikan kealamian dan memberikan suasana layaknya sebuah rumah berbahan dasar kayu seperti pondok dan sebagainya. Selain representasi alami, material ini mampu memberikan kesan hangat dan membumi. Wallpaper jenis ini juga baik diaplikasikan pada area yang basah dan rentan akan air karena kemampuannya menahan air dan kerusakan dari faktor luar seperti gesekan, sentuhan yang kasar dan lainnya. Kekurangan dari natural material ini sendiri yakni dari pilihan varian jenis wallpaper beserta warnanya yang terbatas bentuknya yang kaku dan cenderung monoton.
Carpet[9]

Karpet merupakan salah satu medium yang memiliki fungsi untuk melapisi lantai. Oleh karena itu sudah dapat kita simpulkan bahwa karpet merupakan salah satu cara/produk yang mampu melindungi lantai dari kotoran, memiliki daya tahan serap suara dan memberikan nilai estetis selain fungsinya saja. Karpet itu sendiri memiliki beragam jenis menurut tipenya, diantaranya adalah[10] :
A.   Tile[11], carpet jenis tile ini memilki ciri khas yakni pemasangan dalam bentuk corak atau motif yang dapat disusun simetris rapi bahkan hingga ke bentuk-bentuk yang sulit. Keunggulan dari jenis ini diantaranya juga mampu diaplikasikan sendiri pada bentuk ruangan yang kompleks, tanpa perlu penggulungan dan pemijakan dalam hal pemerataan karpet serta budgetnya yang mampu diperhitungkan sebelumnya. Kekurangannya hanya karena bentuknya yang tile sehingga terlihat bentuk pengulangannya yang kadang dapat menimbulkan citra yang monoton. Pengaplikasiannya yang fleksibel membutuhkan waktu yang ekstra lebih lama dibandingkan dengan sebuah karpet yang berukuran besar dan gulungan.

B.   Loop, karpet jenis ini memiliki kelebihan berupa ciri khas karpet akan pengulangan motifnya. Yang menjadi kelebihan dari karpet ini ialah pengaplikasian banyak motif pengulangan di dalam satu lembaran. Hanya saja yang menjadi kekurangan karena masih berbentuk lembaran kadang diperlukan banyak teknik dan waktu dalam pengaplikasiannya diruangan


C.   Rool, karpet jenis ini memiliki ciri berupa ukurannya yang besar dan biasanya berbentuk berupa gulungan karpet. jenis rool mempunyai kelebihan banyaknya pilihan variasi motif  dan corak. Hal yang menjadi kekurangan dari karpet jenis rool ini yakni masalah pengaplikasiaannya yang sedikit sulit dan memerlukan bantuan professional untuk memasang karpet tersebut agar muat dan fit dengan ukuran ruangan yang akan ditempati.

Sedangkan berdasarkan bahan dasar produksinya, karpet terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah :

A.   Wool, untuk bahan jenis ini terdapat dua jenis yaitu wool asli (alami) dan wool campuran dengan serat fiber sintetis. Karpet dengan bahan wol itu sendiri memiliki daya tahan dan mudah menyerap warna dengan baik. Karpet wol yang dicampur dengan serat fiber sintetis seperti nilon misalnya mampu memberikan daya tahan yang lebih kuat dan tahan lama, oleh karena itupun harganya jauh lebih mahal dan jenis ini biasanya dipakai untuk memproduksi karpet-karpet yang modern (non-tradisional).

B.   Nilon, bahan tersebut merupakan salah satu dari bahan fiber sintetis yang sangat popular dan masih digunakan sampai saat ini sebagai bahan dasar pembuatan karpet. Bahan nilon juga merupakan bahan yang mudah diberi pewarna dan dicetak dengan motif print.

C.   Polipropilen, salah satu keunggulan dari karpet berbahan jenis polimer ini yakni kemudahannya untuk dibersihkan. Karpet dengan karakteristik keras dan biasa digunakan diperkantoran ini sangat cocok karena diciptakan untuk ruang dengan kegiatan yang padat sehingga seringkali dipijak oleh banyak orang dan berulang kali. Saying bahan ini susah menyerap warna jika dibandingkan dengan wool dan nilon, dan karpet jenis ini banyak diproduksi karena harga bahan dasarnya yang murah juga.

D.   Poliester, bahan yang juga dikenal luas sebagai PET. Bahan ini mempunyai karakteristik yang kuat dan tahan terhadap noda. Biasa diproduksi secara massal untuk membuat karpet. Sayangnya bahan berjenis ini rentan hancur, retak maupun gepeng. Karpet berbahan jenis polyester dijual mulai dari kelas dan terendah hingga menengah.

E.   PTT (Polytrimethylene terephthalate), polimer jenis ini lebih banyak dikenal dengan nama Dupont (3GT) dan merupakan varian lain dari bahan polyester. Bahan ini mempunyai karakteristik yang sama dengan polyester hanya saja daya tahannya terhadap benturan lebih kuat sehingga tidak mudah pecah, namun tetap tahan noda, mudah dibersihkan dan cepat kering. Dan tentunya kekurangan dari segi harganya sedikit jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan polyester biasa.

Memasang karpet bukan pekerjaan yang mudah, namun jika mengetahui cara pemasangan yang benar untuk mengaplikasikan karpet ke dalam sebuah ruangan juga bukan menjadi pekerjaan yang sulit, berikut saya akan jelaskan salah satu cara atau teknik pemasangan karpet pada sebuah ruangan[12] :

1.    Hal yang harus dilakukan pertama kali yakni membersihkan lantai dan memastikan bahwa tidak ada kotoran sedikit pun yang tersisa. Jika ingin mengganti karpet yang lama dengan yang baru maka sisa perekat yang masih menempel di lantai harus dibersihkan hingga tak tersisa.

2.    Jika tahap awal sudah dilakukan, maka kita segera menyiapkan proses perekatan.Setelah mengetahui luas lantai pada ruangan maka ukur bagian belakang karpet, tandai dengan kapur (charcoal) untuk mengetahui lebar dan panjang lakban perekat yang akan ditempelkan pada bagian belakang karpet tersebut. Setelah selesai, maka tahap selanjutnya yaitu menempelkan lakban perekat serta lem kuning pada lapisan lakban tersebut pada lantai dibagian tengah ruangan dengan posisi vertikal dan horizontal sehingga membentuk tanda plus, rekatkan hingga merata dengan roller khusus untuk karpet.

3.    Proses pengaplikasian karpet pada lantai dibantu dengan beberapa alat khusus seperti scraft[13] yang memiliki fungsi untuk menarik karpet tersebut di setiap sisinya agar terpasang kencang serta maksimal. Setelah terpasang maka pastikan bahwa seluruh bagian sudah terekat dengan baik, lalu diamkan beberapa saat hingga lem perekatnya mongering.


Seperti halnya pemasangan, tentunya terdapat beberapa teknik dalam membersihkan karpet kita sendiri[14]. Mengingat karpet memerlukan perhatian yang khusus dalam perawatannya. Berikut merupakan salah satu cara yang ampuh untuk membersihkan karpet[15], diantaranya adalah :

1.    Gunakan mesin penyedot debu (vacuum cleaner) untuk membersihkan karpet minimal 3 kali seminggu

2.    Karpet dicuci bersih dengan menggunakan sabun khusus untuk karpet setidaknya 6 bulan sekali. Jikalau merasa terlalu berat untuk mencuci sendiri, Anda bisa memasukkan karpet ke jasa binatu. Ongkosnya tak seberapa mahal, sekitar Rp.50.000 untuk karpet berukuran sedang.

3.    Ubah posisi karpet 2-3 bulan sekali. Maksudnya, putar karpet sedemikian rupa sehingga bagian yang sering terinjak atau dilewati orang bisa berganti posisi.

4.     Perhatikan letak jendela dan arah sinar matahari yang masuk ke ruangan tersebut. Warna karpet akan cepat memudar jika terkena langsung oleh sinar matahari. Untuk mengatasinya, ubah posisi karpet 2-3 bulan sekali. Hal ini bisa pula diatasi dengan menutup jendela atau menurunkan vitrage.

5.     5. Bau apek pada karpet dapat diatasi dengan memercikkan sedikit baking soda ke atas karpet. Tunggu 30 menit, kemudian baru dibersihkan dengan menggunakan penghisap debu.

6.     Untuk mengatasi bau yang lebih tajam, cucilah bagian yang berbau tersebut dengan 20 bagian cuka dicampur dengan 80 bagian air. Gunakan lap bersih yang dibasahi dengan larutan air cuka tadi. Tidak dianjurkan menggosok bagian itu dengan sikat. Noda yang bau harus segera dibersihkan. Semakin lama noda tersebut menempel, semakin sulit membersihkannya. 
Khusus untuk karpet baru. Saat karpet baru dipasang atau dibentang di lantai, semacam debu berterbangan. Bila terhisap, debu ini bisa menyebabkan iritasi mata, tenggorokan gatal dan bahkan pusing-pusing pada sebagian orang. Meskipun, sampai saat ini belum diketahui dengan jelas apakah debu tersebut berbahaya untuk kesehatan atau tidak, tapi efeknya sungguh mengganggu.Untuk mengatasinya, sebelum karpet dikirim ke rumah kita, mintalah toko karpet untuk membersihkan/ menghisap debu karpet tersebut. Pada saat memasang karpet, terutama karpet yang dipasang melapisi seluruh lantai ruangan, usahakan agar ventilasi di ruangan tersebut betul-betul baik. Kalau perlu buka pintu dan seluruh jendela. Setelah karpet dipasang, sebaiknya jangan menggunakan ruangan tersebut setidaknya selama 72 jam.













[1] http://www.hoveltohome.com/fabrics.htm

[2] en.wikipedia.org/wiki/Chenille_fabric
[3]http://cyberwoman.cbn.net.id/cbprtl/common/ptofriend.aspx?x=Home+And+Living&y=CyberWoman%7C0%7C0%7C2%7C26
[4] http://www.jakarta-apartment.com/?show=news&news_id=23

[5] en.wikipedia.org/wiki/Suede

[6] http://www.wisegeek.com/what-is-shantung.htm
[7] http://www.ehow.com/about_5066138_organza-fabric.html#

[8] http://www.hoveltohome.com/walltreatments.htm

[9] http://en.wikipedia.org/wiki/Carpet
[10] http://www.hoveltohome.com/flooringtreatments.htm
[11]http://www.articlesbase.com/home-and-family-articles/the-advantages-and-disadvantages-of-carpet-tiles-390485.html

[12] http://www.doityourself.com/stry/howtoinstallcarpet
[13] http://duniainterior.blogspot.com/2008/07/karpet.html
[14]  http://ezinearticles.com/?12-Types-of-Carpet&id=301884
[15] http://id.88db.com/id/Knowledge/Knowledge_Detail.page?kid=2535&lang=en-us#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar